KEREADTA 2019

Jakarta, 8 September 2019

Membaca bukan hanya sebuah kegiatan yang wajib dilakukan di sekolah atau di kampus tapi dapat dilakukan di mana saja. Salah satunya, saat mengisi waktu luang dalam tranportasi, daripada diam saja, kamu bisa melakukan hal bermanfaat seperti membaca. Inilah langkah awal yang membuat ketiga komunitas literasi; Taman Baca Inovator, Indoreadgram, dan Booktube Indonesia bergerak bersama.

Dimulai sejak tahun 2017, KeREADta dilaksanakan oleh ratusan orang membaca buku serentak di dalam KRL Commuter Line (Stasiun Jakarta Kota-Stasiun UI) dan ditutup dengan acara talkshow, begitu pun di tahun 2018. Namun ada yang berbeda dari tahun sebelumnya yaitu peserta pada KeREADta 2018 meningkat sebanyak 3 kali lipat dan tentunya ada kelas workshop sebagai pelengkap acara.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, keREAdta tahun ini dilaksanakan pada Minggu 8 September 2019 di Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. Kegiatan membaca buku serentak akan dilakukan di dalam MRT dari Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Lebak Bulus dan kembali lagi ke Stasiun Bundaran HI.

“Memperingati Hari Literasi Sedunia 8 September, Pemprov DKI bersama MRT Jakarta menginisiasi dan memulai kampanye Program “#RuangBacaJakarta” bertempat di stasiun MRT Bundaran HI Jakarta. Melalui program ini MRT Jakarta menyiapkan Kotak Donasi Buku dan menyiapkan Rak Buku untuk penempatan Buku Donasi di 13 Stasiun MRT Jakarta. Hal inilah yang membuat kami berkolaborasi dengan Yayasan Taman Baca Inovator, Indoreadgram, Booktube Indonesia, dan 200 relawan untuk kampanye membaca buku di dalam MRT Jakarta dengan rute Stasiun Bundaran HI – hingga Stasiun Lebak Bulus,” ujar William Sabandar, Direktur Utama PT MRT Jakarta.

Tak hanya sampai di situ, kegiatan ini akan dilanjutkan dengan talkshow bertema “Make Reading a Trend”. Diisi oleh para pembicara yaitu Chiki Fauzi (Spokeperson Wardah), Muhammad Kamaluddin (Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta), Stefanni Bella (Penulis “Elegi Renjana”), dan Sophia Mega (Booktuber dan penulis “Loe Ngerti Siapa Gue”).

“Wardah sangat mendukung setiap aktivitas kebaikan yang bermanfaaat bagi orang banyak, seperti halnya keREADta ini, kegiatan ini sejalan dengan payung kampanye CSR WIM khusus nya pilar pendidikan, kami berharap semoga dengan adanya kegiatan ini, lebih banyak orang yang memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca dan menjadikan membaca sebagai trend gaya hidup yang disenangi banyak orang”, ujar Suci Hendrina, Public Relations Manager Wardah.

Datang dari dunia kepenulisan, salah satu penulis Muda Indonesia yang bernama Stefanni Bella pun ikut menyuarakan kegiatan ini. Baginya membaca, membuat kita yang semula bukan apa-apa, malah bisa menjadi siapa-siapa. Kita dapat informasi baru, dapat pesan dan atau pemahaman baru, yang kadang memang belum terasa manfaatnya seketika.

“KeREADta buat saya adalah kegiatan yang semoga bisa terus ada dan selalu ada, agar semakin banyak orang yang kian peduli, bahwa menghabiskan waktu dalam perjalanan tidak hanya bisa digunakan untuk menjelajah linimasa, melainkan juga bisa menjelajah dunia lewat buku-buku bacaan yang kita bawa”, kata Stefanni Bella, Penulis buku “Elegi Renjana”.

Sependapat dengan Stefani, booktuber Sophia Mega pun menganggap bahwa membaca sudah menjadi kebutuhan. Bukan hanya untuk mengetahui sesuatu tapi juga menjadi fondasi dalam bekerja. Sophia Mega pun berpendapat bahwa mengapa orang tidak membaca karena buku dianggap hanya untuk orang yang rajin, sehingga buku jadi asing untuk dipegang dan dibaca. Menggeluti karir yang dimulainya dari hobi hingga akhirnya ia pun menulis buku yang berjudul “Loe Ngerti Siapa Gue”. Lewat aksinya mengunggah video di Youtube untuk berbagi cerita tentang buku-buku yang ia baca, ia pun mulai terus bergerak aktif dalam literasi.

“KeREADta jadi salah satu gerakan penting untuk mulai memperlihatkan bahwa buku dapat dibaca oleh siapa saja, diperbincangkan dengan menyenangkan dan menumbuhkan kebiasaan membaca tersebut di sela-sela waktu yang kita miliki,” ujar Sophia Mega (Booktuber & Penulis “Loe Ngerti Siapa Gue”).

Tema “Make Reading a Trend” pun menjadi harapan dan doa bagi semua pembicara untuk masyarakat Indonesia, agar semua masyarakat mau melakukan hal bermanfaat seperti membaca, karena bukan hanya menambah wawasan tapi dengan membaca kita mampu meningkatkan kualitas literasi yang akan berpengaruh pada profesi masing-masing.

Bagaimana menurut Anda?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0