10.000 Artefak Kuliner Nusantara Telah Didaftarkan Ke PDBI!
Jakarta, 21 Desember 2018. Sobat Budaya resmi menutup kegiatan Datathon #NusaKuliner 6.0.
Kegiatan ini telah dimulai sejak tanggal 14 sampai 20 Desember 2018. Selama 1 minggu, Datathon #NusaKuliner 6.0 telah berhasil menghimpun total 30.050 makanan dan minuman tradisi Nusantara ke Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (PDBI) di laman www.budaya-indonesia.org.
Selain itu terdapat 1.424 Alat Musik, 2.641 Cerita Rakyat, 1.225 Motif Kain, 1.387 Musik dan Lagu, 570
Naskah Kuno dan Prasasti, 736 Ornamen, 543 Pakaian Tradisional, 1.063 Permainan Tradisional, 1.545
Produk Arsitektur, 2.544 Ritual, 851 Seni Pertunjukan, 543 Senjata dan Alat Perang, 1.775 Tarian, dan 438
Tata Cara Pengobatan dan Pemeliharaan Kesehatan yang berhasil didata oleh 8.640 relawan.
Kegiatan Datathon #NusaKuliner 6.0 sendiri telah berhasil mencapai target yang diharapkan, di mana 2.200 data baru kuliner nusantara telah berhasil didaftarkan ke PDBI. Dengan demikian jumlah data digital saat ini telah mencapai 47.208 keragaman artefak budaya tradisi, maupun kreasi turunannya.
Hokky Situngkir, selaku pembina dari Komunitas Sobat Budaya mengatakan, “Sudah saatnya kita semua melihat elemen-elemen budaya tradisi sebagai informasi. Ada pengetahuan yang mungkin belum atau sulit untuk distrukturkan dalam goresan batik, dentang gamelan, lenggok tari, rasa rendang dan sebagainya. Informasi ini disimpan untuk kemudian diolah sebagai data yang kemudian akan dapat diekstrak sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu yang memperkaya khazanah dunia di era informasi.”
Datathon #NusaKuliner 6.0 merupakan wujud tindakan nyata dalam mendata, menggali, serta meningkatkan rasa cinta terhadap kuliner warisan budaya Indonesia yang dilakukan secara gotong-royong oleh anak-anak muda Indonesia. Pendataan budaya mutlak penting untuk dilakukan, karena di balik banyaknya budaya yang tersebar di Nusantara menyimpan banyak pengetahuan. Semakin suatu budaya bertahan, semakin besar pula peluang akan arti pentingnya untuk terus bertahan pada masa yang akan datang. Karena ketika sains dan teknologi termutakhir diarahkan untuk menyimak berbagai koleksi hasil karya cipta tradisi yang begitu beragam di kepulauan Indonesia, inspirasi dan mimpi indah peradaban modern justru semakin mungkin terwujud.
Terima kasih kepada seluruh relawan yang telah terlibat dalam pendataan digital selama berlangsungnya kegiatan Datathon #NusaKuliner 6.0 ini. Perpustakaan Digital Budaya Indonesia akan genap berusia 10 tahun pada tanggal 27 Desember 2018 nanti. Diharapkan inisiatif dan gotong royong pendataan budaya tradisi ini tidak memudar dan terus dilakukan hingga tercapai Sejuta Data Budaya.
Tentang Sobat Budaya
Sebuah komunitas pemuda yang berupaya melestarikan budaya tradisional Indonesia melalui gerakan sejuta data budaya (GSDB). GSDB adalah suatu upaya gotong royong untuk membangun perpustakaan digital budaya Indonesia (PDBI) dengan alamat situs www.budaya-indonesia.org. Gerakan yang berawal dari Kota Bandung, diluncurkan pertama kali di Istana Negara tanggal 13 Desember 2011 yang hingga saat kini telah berkembang dan merambah di beberapa daerah di Indonesia. Sekarang tercatat 43 Sobat Budaya di daerah-daerah yang dibentuk secara partisipatif oleh para pemuda di daerah tersebut. Guna memberikan payung hukum atas komunitas-komunitas tersebut, maka sejak 7 Juli 2014, telah berdiri Yayasan Sobat Budaya.
Tentang Bandung Fe Institute
Bandung Fe Institute (BFI) merupakan sebuah lembaga riset kompleksitas di Indonesia. Didirikan pada tanggal 20 Oktober 2002 di Bandung, Jawa Barat. Digagas oleh para pemuda yang terdorong untuk meneliti bidang ilmu sosial interdisipliner tanpa bergantung pada kategorisasi frigiditas ilmiah. Aktivitas yang dilakukan oleh BFI adalah upaya revolusi ilmiah dan pergeseran paradigma ilmu di tanah air yang saat ini telah menjadi simbol kekakuan. BFI merupakan lembaga penelitian yang memberikan ruang interdisipliner yang berupaya menajamkan cara pandang dan pengambilan keputusan, hingga kebijakan publik, melalui sains dan teknologi.